Halaman

Rabu, 18 Juli 2012

MUARO JAMBI - Kayu Resam yang bernama latin Cicranophers linearis tumbuh subur di lahan perkebunan atau tanah kosong di Jambi. Begitu suburnya, tanaman ini dianggap sebagai gulma atau pengganggu yang harus dimusnahkan. Tapi tak mudah memusnahkannnya karena daya tumbuhannya yang sangat cepat. berkembangnya usaha kerajinan anyaman resam bisa menjadi solusi untuk mengurangi populasi tanaman ini. Adalah pak Abdinur,salah satu putra daerah jambi yang giat mengajarkan keterampilan anyaman resam kepada tetangga, pelajar dan siapa saja yag berminat. Kini sekitar 30 keluarga di sekitar tempat tinggalnya ikut menjadi pengayam resam. “Saya mulai usaha ini sejak tahun 1995” kata laki-laki kelahiran kuala tungkal tsb yang sudah berumur 49 tahun . tanaman resam gampang diperoleh di sekitar tempat tinggalnya yang merupakan kawasan perkebunan karet dan sawit. “Tapi kalau pesanan banyak, saya membeli resam mentah dengan harga Rp. 7000 per kg,” jelasnya. “Saat itu Bu Ratu (Ratu Munawwaroh-red) memesan sampai 150 tas tangan,” jelasnya dengan bangga.dan ibu HBA memesan 100 gelang tangan untuk di bawa ke jakarta.saya sangat bangga sekali ada peran pemerintah yang perduli dengan hasil karya masyarakatnya "saya sangat berharap sekali agar usaha resam ini di patenkan di HAKI agar tidak ada orang yang secara terang-terangan mengakui hasil karya ini. Pak Abdinur sangat merasakan pentingnya dukungan pemerintah untuk mengembangkan kerajinan ini. Pesanan berskala besar datangnya dari perhelatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Penjualan secara langsung ke pasar masih sulit, apalagi untuk menembus swalayan. “Toserba top di Jambi lebih suka menampung Kerajinan resam dari China,…mungkin karena buatannya lebih halus,” jelasnya. pak Abdinur menyadari karya tangannya belum cukup halus. Masalahnya ada pada keterbatasan teknologi. Dia membutuhkan mesin untuk membentuk lidi resam sesuai dengan desain yag dipesan oleh pelanggan tapi sampai saat ini, karena keterbatasan ekonomi, dia masih membuatnya dengan tangan.dan itu sudah saya ajukan ke dinas sosnakertrans propinsi jambi yang di pelopori oleh teman-teman "TENAGA KERJA SARJANA KABUPATEN MUARO JAMBI".insyaallah ada tanggapan dari mereka. jelasnya..!! “Mesinnya cukup mahal, mungkin sampai Rp. 10 juta,” tambah laki-laki yang menghuni rumah berdinding kayu sederhana bersama istri dan keempat anaknya tersebut. semakin banyaknya permintaan pasar kepada usaha resam khususnya.semakin berkurang pulalah angka pengangguran di propinsi jambi ini.dan itupun saya juga berharap besar sekali kepada bapak dan ibu gubernur jambi pak DRS.HASAN BASRI AGUS.MM selaku pemimpin dan rajo di propinsi jambi agar lebih memperhatikan hasil karya putera daerah jambi, kalaulah kita sebagai masyarakat jambi sudah tidak perduli dengan hasil karya masyarakatnya bagaimana dengan orang lain.!! himbu pak abdie noor.sarjana S1 psikologi semarang ini.